PENDAHULUAN
Kondisi objektif terlihat pada berbagai data hasil penelitian, seperti yang di kemukakan oleh (Muhaimin 2002, Nurdin, 2002, Salamah, 2004) terungkap bahwa proses belajar mengajar pendidikan agama khususnya sekolah-sekolah menengah (SMA) belum dilaksanakan secara optimal, sehingga perannya sebagai mata pelajaran yang berorientasi pada pembentukan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta akhlak mulia belum dapat dicapai secara efisien.
Melalui alternatif pendekatan belajar agama, diharapkan bisa membantu para siswa dalam proses pembelajaran yang efisien dan efektif dalam mencapai tujuan pendidikan.
ALTERNATIF PENDEKATAN BELAJAR AGAMA SISWA MA/SMA
1. Efisiensi Belajar
Efisiensi adalah sebuah konsep yang mencerminkan perbandingan terbaik antara usaha dengan hasilnya ( Gie, 1985 ). Dengan demikian, ada dua macam efisiensi yang dapat dicapai siswa, yaitu ; evisiensi usaha belajar dan efisiensi hasil belajar.
Ø Efisiensi Usaha Belajar
Suatau kegiatan belajar dapat dikatakan efisien kalaw prestasi belajar yang diinginkan dapat dicapai dengan usaha yang hemat atau minim. Usaha dalam hal ini segala sesuatu yang digunakan untuk mendaptkan hasil belajar yang sangat memuaskan, seperti : tenaga dan pikiran, waktu, peralatan belajar, dan lain-lain hal yang relavan dengan kegiatan belajar.
Ø Efisiensi Hasil Belajar
Sebuah kegiatan belajar dapat pula dikatakan efisien apabila dengan usaha belajar tertentu memberikan prestasi belajar tinggi.
Ada beberapa yang dikemukakan oleh Crow and Crow untuk mencapai hasil belajar yang lebih efisien diantaranya yaitu :
Ø Memiliki dahulu tujuan yang pasti.
Ø Jaga kondisi fisik jangan sampai mengganggu konsentrasi dan keaktifan mental.
Ø Pusatkan perhatian dengan sungguh-sungguh.
Ø Rencanakan dan ikutilah jadwal waktu untuk belajar.
Ø Selama belajar gunakan metode pengulangan.
2. Ragam pendekatan Belajar
a) Pendekatan Hukum Josh
Menurut Reber (1988), salah satu asumsi penting yang mendasari hokum Jost (jost’s Law) adalah siswa yang lebih sering memperaktikan materi pelajaran akan lebih mudah memanggil kembali memori lama yang berhubungan dengan materi yang sedang ia tekuni. Berdasarka asumsi Hukum Josh itu maka belajar dengan kiat 5x3 adalah lebih baik dari daripada 3x5 walaupun hasil perkalian kedua kiat tersebut sama.
b) Pendekatan Ballard dan Clanchy
Menurut Ballard dan Clanchy (1990), pendekatan belajar siswa pada umumnya di pengaruhi oleh sikap terhadap ilmu pengetahuan (attiude to knowledge). Ada dua macam siswa dalam menyikapi ilmu pengetahuan, yaitu :
Ø Sikap melestarikan materi yang sudah ada ( conserving)
Siswa yang bersikap conserving pada umumnya pada umumnya menggunakan pendekatan belajar “reproduktif” ( bersifat menghasilkan kembali fakta dan informasi).
Ø Sikap memperluas materi (extending)
Sedangkan siswa yang bersikap extending, biasanya menggunakan pendekatan belajar, “analitis” (berdasarkan pemilahan dan interpretasi fakta dan informasi).
c) Pendekatan Biggs
Menurut hasil penelitian Biggs (1991), pendekatan siswa di kelompokan kedalam tiga prototype (bentuk dasar), yaitu :
Ø Pendekatan surface (bersifat lahiriah
Contoh: siswa yang menggunakan pednekatan surface ia mau belajar karena dorongan keluar (ekstrinsik) seperti takut tidak lulus yang mengakibatkan dia malu. Oleh karena itu gaya belajarnya santai, asal hafal, dan tidak mementingkan pemahaman yang mendalam.
Ø Pendekatan deep (mendalam)
Siswa yang menggunakan pendekatan deep biasanya mempelajari materi karena memang dia tertarik dan merasa membutuhkannya. Oleh karena itu, gaya belajarnya serius dan berusaha memahami materi secara mendalam serta memikirkan cara mengaplikasikannya. Bagi siswa ini, lulus dengan nilai baik itu penting, tetapi yang lebih penting memiliki pengetahuan yang banyak dan bermanfaat bagi kehidupan.
Ø Pendekatan achieving (pencapaian prestasi tinggi)
Pendekatan achieving pada umumnya di landasi oleh motif ekstrinsik yang berciri khusus yaitu “ego-enhancement” yaitu ambisi pribadi yang besar dalam meningkatkan prestasi . gaya belajar siswa ini lebih serius dibandingkan dengan siswa-siswa yang menggunakan pendekatan lainnya.
3. Metode Belajar SQ3R
Metode belajar SQ3R di kembangkan oleh Francis P. robinshon di Universitas Negri ohio Amerika Serikat metode tersebut bersifat praktis dan dapat diaplikasikan dalam berbagai pendekatan belajar. SQ3R pada prinsipnya merupakan singkatan langkah-langkah mempelajari teks yang meliputi :
a) Survey, maksudnya memeriksa atau meneliti atau mengidentifikasi seluruh teks.
b) Question, maksudnya menyusun daftar pertanyaan yang relevan dengan teks.
c) Read, maksudnya membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban atass pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun.
d) Recite, maksudnya menghapal setiap jawaban yang telah ditemukan.
Review, maksudnya meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan yang tersusun pada langkah kedua dan ketiga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar