Selamat Datang Di Blog 212

Selamat Datang Di Blog 212

Selamat Datang Di Blog 212

jangan lupa saran dan kritiknya

Jumat, 03 Juni 2011

MANFAAT ILMU


BA B I

PENDAHULUAN

               Paul Natorp yang dikutip Muhammd Hatta berpendapat : “Wahrheiten wollen erkannt und fastgestelld. Eben bewahrheitet sein; die wahrheit selbst bedarf dessen nicht, sondern sie ist es, die allein bewaehrt, was orgend als wahr erkannt sein und gelten soll”
               Segala kebenaran maunya diketahui dan dinyatakan, dan juga kebenaran itu sendiri tidak perlu akan itu, karena ialah yang menunjukkan, apa yang diakui benar dan harus berlaku.
            Sebuah kebenaran yang terstruktur manjadikannya sebuah ilmu, ilmu yang bersumber dari kebenaran yang diproses dengan benar dan digunakan dengan benar merupakan tujuan yang benar.
           Manusia diciptakan bukanlah untuk diri sendiri dan Ilmu ada bukanlah untuk ilmu itu sendiri, manusia, ilmu dan amal harus terintegrasi dengan moral dan hikmah sehingga manusia bisa mewarnai dunia dengan ilmu dan hikmah.


BAB II
MANFAAT ILMU

A. Manusia, Akal dan Moral
               Manusia bertanya tentang dirinya dan orang lain atau suatu gejala adalah disebabkan oleh kegelisahan untuk berfikir, apa yang didengar atau dilihat tidak jelas baginya. Dengan terdapat titik kesamaan yang mula, yaitu rasa ingin tahu.
               Manakala manusia melakukan, atau melihat segala sesuatu itu dengan penuh perhatian dan minat, merasa heran dan menakjubkan bagi dirinya kemudian mengajukan berbagai pertanyaan tentang apa yang dilakukan atau dilihatnya itu, maka runtutan seperti itu menyatakan bahwa seseorang berfilsafat.
Darimana rasa ingin tahu itu? Dalam al Quran Allah berfirman :

“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya roh (ciptaan) -Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur”.
               Menurut Ahmad Tafsir (2009) yang didasari ayat di atas, rasa ingin tahu itu ada pada manusia itu sudah built in dalam penciptaan manusia, manusia ingin tahu, lantas ia mencari tahu, hasilnya ia mengetahui akan sesuatu. Dan ini adalah awal dari ilmu.
               Keingintahuan adalah konsekwensi logis dari keberadaan akal bagi manusia. Akal diberikan oleh Allah adalah sebuah potensi bagi manusia, menurut Ibu Rusyd akal adalah mahkota terpenting dari wujud roh (jiwa) Manusia. karena akal menurut Ibn Bajjah adalah “Satu-satunya saran untuk memperoleh dan mendapatkan pengetahuan yang benar dan mencapai kemakmuran dan membangun kepribadian”.
               Mengapa manusia bertanya tentang dirinya atau orang lain, atau suatu gejala adalah disebabkan oleh kegelisahan ia untuk selalu berfikir, apa yang didengar atau dilihat tidak jelas baginya, dan karena itu ia bertanya kepada dirinya sendiri.
               Menurut Taufik Ismail yang dikutip Jujun (2005) “Penalaran manusia sangat luar biasa, namun mereka sangat curang dan serakah sedang sebodoh bodohnya umat kerbau tidak curang dan serakah” sehingga apakah semakin cerdas, maka makin pandai kita menemukan kebenaran? apakah makin benar maka makin baik perbuatan kita Ataukah makin cerdas kita akan semakin pandai kita berdusta? “.Prof. Ace Partadiredja berpendapat “Munculnya teori-teori ilmu ekonomi yang tidak mengajarkan manusia untuk serakah”. Ibn Rusyd berpendapat bahwa manusia yang memiliki akal sebagai sumber kebenaran haruslah digunakan untuk memecahkan persoalan, bukan menjadi “ persoalan baru” sedangkan menurut pandangan Al Ghazali tentang etika, bahwa seorang sufi benar-benar berada di atas jalan yang benar, berakhlaq yang baik dan berpengetahuan yang luas, seorang filusuf haruslah menjadi seorang sufi yang benar, sehingga ia tidak terjebak dalam penggunaan akal untuk pembenaran hawa nafsunya.
               Dalam al Quran ditegaskan, bagaimana orang-orang yang menggunakan hawa nafsu tanpa ilmu sebagai orang-orang yang disesatkan :
“Tetapi orang-orang yang dzalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan; maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah? Dan tiadalah bagi mereka seorang penolongpun”
               Perkembangan ilmu sering melupakan manusia, dimana bukan lagi teknologi yang berkembang seiring perkembangan dan kebutuhan manusia, namun justeru sebaliknya manusia akhirnya yang harus menyesuaikan diri dengan teknologi.
               Teknologi tidak lagi berfungsi sebagai sarana yang memberkan kemudahan bagi manusia melaikan dia berada untuk tujuan eksistensinya sendiri. Suatu yang kadang-kadang harus dibayar mahal oleh manusia yang kehilangan sebagian arti dari kemanusiaanya sendiri. Dewasa ini ilmu menjadikan kita dehumanisasi, namun bahkan kemungkinan mengubah hakikat manusia itu sendiri.
               Menghadapi kenyataan seperti ini, ilmu yang pada hakikatnya mempelajari alam sebagaimana adanya mulai mempertanyakan hal-hal yang bersifat seharusnya; untuk apa sebenarnya ilmu itu harus dipergunakan?, di mana batas wewenang penjelajahan ilmu? Kemana arah perkembangan ilmu harus diarahkan? Pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak merupakan urgensi bagi Copernicus, Galileo, dan ilmuan seangkatanya. Namun bagi yang hidup di abad 20, persoalan tersebut menjadi persoalan yang sangat urgen yang tidakdapat dielakkan. Dan untuk menjawab persoalan tersebut maka ilmuan berpaling pada hakikat moral.
               Pengetahuan tentang proses berfikir ilmiah ialah hakikat ilmu pengetahuan dan aspek-aspeknya. Dengan demikian pengenalan ilmu menyangkut kognitif dan afektif terhadap wujud ilmu. Menurut Jujun :
“…Kegiatan pendidikan keilmuan, tidak boleh berhenti pada kematangan intelektual semata. Melainkan harus menjangkau kedewasaan moral dan sosia. Penilaian akhir seorang ilmuan tidak boleh diletakkan kepada kemampuan berfikir saja melainkan harus mengikutsertakan kedewasaan sikap dan tindakan”.
B.Aksiologi Ilmu Pengetahuan
a. Kegunaan Pengetahuan Sain
               Apa kegunaan sain? Pertanyan ini sama dengan apa kegunaan pengetahuan ilmiah karena sain (ilmu) isinya teori (ilmiah). Secara umum, teori artinya pendapat yang beralasan. Alasan tersebut bisa berupa argumen logis, dan ini merupakan landasan teori filsafat. Sedangkan alasan yang berupa argumen perasaan atau keyakinan yang kadang kadang empiris merupakan teori dalam pengetahuan mistik. Sedangkan toeri sain harus berDasar kan argumen logis yang empiris.

Sekurang-kurangnya ada tiga manfaat kegunaan ilmu.
1.Ilmu sebagai alat Eksplansi
               Berbagai ilmu yang berkembang dewasa ini, secara umum berfungsi sebagai alat untuk membuat ekspalanasi kenyataan yang ada. Filsafat ilmu dapat dianggap sebagai suatu studi tentang masalah-masalah eksplanasi. Menurut T Jacob yang dikutip Ahmad Tafsir, “sain merupakan suatu sistem eksplanasiyang paling dapat diandalkan dibanding dengan sistem lain dalam memahami masa lampau, sekarang, serta mengubah masa depan.
               Sebagai contoh, ketika itu ada sebuah sepeda motor tua, dengan kenalpot yang berasap tebal berwarna putih dengan jalan terseok seok dan tidak bisa berlari kencang. Dari gejala yang timbul ini seorang mekanik yang memiliki ilmu tentang perbengkelan, bisa membuat eksplanasi atau penjeleasan kepada pemilik motor mengapa begitu. Itulah manfaat ilmu sebagai eksplanasi.
2. Ilmu sebagai alat Peramal
               Tatkala membuat ekplanasi, biasanya ilmuan telah mengetahui juga faktor penyebab gejala tersebut. Dengan menganalisis faktor dan gejala yang muncul, ilmuwan dapat melakukan ramalan. Dalam term ilmuwan ramalan disebut prediksi untuk membedakan ramalan embah dukun. Sebagai contoh, motor tadi, seorang mekanik bisa memprediksi jika pemilik motor tidak mau merawat motor dan lalai mengganti oli, maka ring sehernya akan cepat menipis dan oli mesin akan terbakar dan menyebabkan asap menjadi tebal dan berwarna putih.

3. Ilmu sebagai alat Pengontrol
               Eksplanasi sebagai bahan membuat prediksi dan kontrol. Ilmuan selain mampu membuat ramalan berDasar kan eksplanasi gejala, juga dapat membuat kontrol. Contoh : Agar motor kita awet, motor kita harus diservis dan ganti oli tiap 2000 km, sehingga tingkat keausan mesin dapat ditekan dan diperlambat. Sehingga motor kita awet.
               Menurut Ahmad Tafsir, Perbedaan prediksi dan kontrol ialah prediksi bersifat pasif, sedangkan kontrol bersifat aktif.
b. Cara Sain Menyelesaikan Masalah
               Ilmu atau sains yang didalamnya terdapat teori, dibuat untuk memudahkan manusia, bila kita mendapat kesulitan yang kita kenal dengan istilah masalah, kita menghadapi dan menyelesaikannya dengan ilmu.
               Sebagai contoh, dulu ketika televisi baru diketemukan dan listerik maih sanggat jarang, jika kita ingin menonton televisi harus menggunakan accu yang cukup besar dan berat. Jika listrik di accu tersebut sudah lemah maka kita harus mencasnya di kampung sebelah dengan cara di gotong, dan ini sangat mensulitkan kita. Tapi ketika listerik sudah masuk ke kampung kita, kita tidak usah menggotong accu yang berat itu karena sudah tidak terpakai, tapi kita tinggal mencoloknya di stop kontak dan tinggal “Jetrek”. Tapi inipun masih menjadi masalah pula, ketika kita akan merubah cenel dan kita harus mondar mandir meenghapiri televisi sekedar memijit tombol program agar pindah cenel, tapi itu sudah berlalu karena sekarang kita cukup memijit remot yang ada di tangan kita. Mudahkan ?
               Beberapa tahun kemudian, anak-anak dikampung kita menjadi jarang mengaji, malah mereka berlkuyuran di jalan padahal waktunya mereka mengaji atau belajar. Mengapa begini? Kemudian kita memanggil ilmuan untuk meminta bantuannya, mengapa bisa begini? Kemudian ilmuan itu melakukan beberpa hal Pertama, ia mengidentifikasi masalah yang ada, ia ingin tahu mengapa anak-anak di kampung itu tidak mau belajar dan mengaji. Identifikasi biasanya dilakukan dengan cara mengadakan penelitian. Yang hasinya dianalisis untuk mengetahui secara persis segala sesuati dari gejaka tersebut. Kedua ia mencari litelatur tentang sebab kemalasan anak-anak tersebut. Ketiga ia mencari litelarur yang menerangkan cara memperbaiki kemalasan anak-anak tersebut.

C. Aksiologi Pengetahuan Mistik
         1.Kegunaan Pengetahuan Mistik
               Mustahil pengetahuan mistik banyak pengikut yang begitu banyak, jika tidak memiliki kegunaan. Pengetahuan ini sangat bersifat subjektif, yang paling tahu kegunaan ilmu ini hanyalah pemiliknya. Bagi seorang sufi, pengetahuan mistik menjadi jembatan untuk menentramkan jiwa mereka. bahkan mereka menikmati yang luar biasa tatkala “berjumpa” dengan Tuhannya.
               Pengetahuan mereka sering dapat menyelesaikan persoalan yang tidak terselesaikan sain dan filsafat, jenis mistik lain berguna untuk seseorang sesuai dengan kondisi dan situasi tertentu, terlepas benar tidak penggunaaanya. Kegunaan pengetahuan mistik ini mulai tergeser, seiring kemajuan teknologi, sekarang wanita cantik tidak cukup dipelet dengan “Semar Mesem” atau “Jaran Giring” tapi mereka sangat tertari dengan “pelet Jepang” apalagi “pelet Jerman”. Agaknya seleksi alamlah yang menentukan. Tapi mistik yang memembawa ketenanganlah yang masih tetap akan bertahan.
2. Penggunaan Mistik untuk Menyelesaikan Masalah
               Dari sisi penggunaanya, mistik ini terbagi menjadi dua penggunaan.Pertama mistik-magis-putih yang digunakkan untuk hal kebaikan, seperti menolong orang, mengobati, mendamaikan seseorang. Sedang yang kedua mistik-magis-hitam yang digunakan untuk hal diluar mistik-magis-putih. Orang mengatakan mistik putih karena manteranya diambil dari al Qur’an dan ditulis dengan huruf arab, ada pula yang mengatakannya dari sisi tujuan yang hendak dicapai. Namun, secara teoritis, perbedan dapat dilihat dari sisi ontologi, epistimologi, maupun aksiologi mistik magis tersebut. Bila ontologi, misalnya manteranya melawan ajaran benar (misalnya agama) maka maka “ilmu” itu digolongkan hitam.
               Pada sisi epistimologinya, jika “ilmu” itu harus didapat dengan cara melawan yang ajaran benar maka itu pun dikatakan hitam.

BAB III
PENUTUP

SIMPULAN
            Manusia bertanya tentang dirinya dan orang lain atau suatu gejala adalah disebabkan oleh kegelisahan untuk berfikir, apa yang didengar atau dilihat tidak jelas baginya. Dengan terdapat titik kesamaan yang mula, yaitu rasa ingin tahu.
          Sekurang-kurangnya ada tiga manfaat kegunaan ilmu;
1.Ilmu sebagai alat Eksplansi
2. Ilmu sebagai alat Peramal
3. Ilmu sebagai alat Pengontrol
           Dari sisi penggunaanya, mistik ini terbagi menjadi dua penggunaan.Pertama mistik-magis-putih yang digunakkan untuk hal kebaikan, seperti menolong orang, mengobati, mendamaikan seseorang. Sedang yang kedua mistik-magis-hitam yang digunakan untuk hal diluar mistik-magis-putih. Orang mengatakan mistik putih karena manteranya diambil dari al Qur’an dan ditulis dengan huruf arab, ada pula yang mengatakannya dari sisi tujuan yang hendak dicapai. Namun, secara teoritis, perbedan dapat dilihat dari sisi ontologi, epistimologi, maupun aksiologi mistik magis tersebut. Bila ontologi, misalnya manteranya melawan ajaran benar (misalnya agama) maka maka “ilmu” itu digolongkan hitam.



HADITS PAKAIAN DAN PERHIASAN


KESIMPULAN
Daripembahasan diatas ini, maka dapat diambill beberapa kesimpulan Bahwa pendidikan dalam berpakaian merupakan unsur yang terpenting dalam kehidupan manusia. Apalagi seorang pendidik yang memiliki pengaruh terhadap perkembangan jiwa anak didik sehingga pendidik, dituntut memiliki sikap yang tepat sesuai dengan tuntutan tugas profesionalnya, baik dari pakaian, memakai perhiasan, kesopana dan lain-lain. Karena seringkali anak didik akan mencontoh apa-apa yang dilakukan oleh pendidiknya
Fungsi dari pendidikan berpakaian adalah untuk menjaga kehormatan dan harga diri, sebagai identitas seseorang serta untuk menghindari kemungkinan tcrjadinya ancaman dan gangguan dari pihak lain. Tujuan pendidikan pakaian agar supaya  dapat meningkatkan akhlak atau etika siswa-siswi dalam berpakaian dan dapat menambah pengetahuan dalam ilmu akhlak.
 :

PENDAHULUAN

Ditinjau dari segi pendidikan setiap manusia baik sebagai individu maupun sebagai makluk sosial, seharusnya berpakaian secara sopan dan beradab sehingga dapat mencerminkan kepribadian dan akhlak yang anggun dan mulia. Konsep berpakaian sopan yang menampakkan kepribadian seorang muslim sejati itu sudah diatur dalam agama Islam. Hal ini sudah merupakan kewajiban yang harus   dilaksanakan untuk mengangkat harkat dan martabat mereka sendiri
Ditinjau dari ajaran Islam banyak sekali kita temui berbagai kesulitan yang dihadapi umat Islam dalam membimbing maupun membina generasi mudah saat ini seperti cara berpakain yang tidak sesuai dengan yang diajarkan oleh agama Islam bahkan di sekolah tetap ditekankan supaya jangan terlalu berpenampilan menonjol baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Kalau masalah ini tidak segera diatasi maka akan semakin tersebarlah berbagai kerusakan akhlak yang berimplikasi terhadap maraknya kekejian dan berbagai penyakit rohani dalam kehidupan sehari-hari seperti seks bebas, penampakan aurat tubuh, berpakaian terbuka,  ikutan trendy (zaman), memakai jilbab hanya sebatas menutup kepala saja.








PAKAIAN DAN PERHIASAN
Allah Swt telah menganugerahkan manusia dengan berbagai  nikmat dan karunia yang tiada terhingga nilainya. Salah satu bentuk  nikmat yang dianugerahkan adalah mengajarkan kepada manusia pengetahuan tentang tata cara berpakaian. Pernyataan ini penting artinya bila dilihat dari segi agama Islam karena tuntunan sandang   sebagai penutup jasmani sekaligus dikaitkan fungsinya untuk menumbuhkan keindahan guna mendekatkan diri kepada Allah Swt. Busana dapat mempengaruhi terbitnya kesadaran dan ketaqwaaan seseorang kepada Allah Swt.
A.           Pengertian Pakaian dan perhiasan
Berpakaian berasal dari kata pakaian yang artinya suatu yang harus diperhatikan oleh laki-laki maupun perempuan. Sebab pakaian merupakan pelindung yang dibutuhkan oleh kesehatan. Pakaian merupakan penutup yang melindungi sesuatu yang dapat menyebabkan malu apabila terlihat oleh orang lain. (Wardiati, 2004 : 15)
Hal ini ditegaskan dalam firman-Nya yang berbunyi :
Artinya :”Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka”, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu, dan Allah adalah maha pengampun lagi maha penyayang” (QS. al-Ahsab : 59)
Ayat di atas menjelaskan dua fungsi pakaian yaitu sebagai  penutup aurat dan sebagai perhiasan. Dengan demikian fungsi utama dan pertama dari pakaian adalah sebagai perhiasan untuk memperindah penampilan dihadapan Allah dan sesama manusia inilah fungsi etika berpakaian.
Sedangkan pendapat lain mengatakan pakaian adalah   hiasan yang dikuasai oleh fitrah tanpa ada beban. Allah dan rasullnya sangat tidak menyukai seorang muslim yang memakai perhiasan yang berlebihan dan menjadi sombong karna perhiasan tersebut, seperti hadits di bawah ini :

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: لاينظر الله إلى من جر ثوبه خيلاء
Artinya :
Allah swt tidak akan memandang kepada orang yang menyeret pakaiannya karena sombong.
Hadits di atass menerangkan bahwa Allah tidak menyukai seorang yang menyeret pakainnya karena sombong dan riya’.
Dan hadits ini juga
وعن امّ سلمةرضى اللّه عنها : انّ رسول اللّه صلّى اللّه عليه وسلّم قال : الّذى يشرب فى آنيةالفضّةانّمايجرجرفى بطنه نارجهنّم (متفق عليه)٠وفى روايةلمسلم : انّ ى يأكل اويشرب فى آنيةالفضّةوالذّهب٠وفى روايةله : من شرب فى اناءمن ذهب اوفضّةفإنّمايجرجرفىبطنهنارامنجهنّم٠
Artinya :
Dari Ummu Salamah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : "Orang yang minum menggunakan bejana perak, seolah-olah mencucurkan (memasukkan) dalam perutnya neraka jahannam."Dalam riwayat Muslim dikatakan : "Orang yang makan atau minum menggunakan bejana emas atau perak."Dalam riwayat Muslim yang lain dikatakan : "Siapa saja yang minum menggunakan bejana emas atau perak, seolah-olah mencucurkan (memasukkan) dalam perutnya api dari neraka Jahannam."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Perhiasan yang dimaksudkan di sini adalah sesuatu yang dimanfaatkan oleh pemiliknya untuk mendapatkan sesuatu corak keindahan. Islam telah menganjurkan untuk memakai perhiasan yang baik dan halal. Islam juga telah memperingatkan untuk tidak berlebih-lebihan dan melampaui batas dalam memakainya, yang mejadikan wanita sebagai budak kehidupan atau lebih mencintai kehidupan dunia daripada kehidupan di akhirat. Oleh karena itu wanita muslimah yang benar-benar sadar akan ajaran agamanya dan jujur serta membuka mata lebar-lebar akan senantiasa mengutamakan kesederhanaan dan keseimbangan dalam segala hal. Karena itu lebih disukai Allah Swt.
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa berpakaian itu merupakan hal mutlak yang harus diperhatikan oleh setiap insan seperti kaum laki-laki dan perempuan karena sejak zaman Rasulullah sampai sekarang ini berpakaian itu merupakan hal yang tidak boleh dilalaikan karena dengan berpakaian aurat manusia akan tertutup dan terlindung dari segala penyakit.
Melihat nilai strategis pakaian dalam kehidupan, Islam pun menaruh perhatian yang sangat besar terhadap masalah ini. Arti penting berpakaian dalam Islam dapat kita lihat dari penyebutan fungsi pakaian di dalam Hadits dan Al-Qur’an yaitu.
Al-Quran, di antaranya:


Artinya :
Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian takwa. Itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat.



B.            Fungsi dan Tujuan Berpakaian
Di riwayatkan oleh Tarmidzi
عن معاذابن انس رضى اللّه عنه انّ رسول اللّه صلّى اللّه عليه وسلّم قال : من ترك اللّباس تواضعاللّه وهويقدرعليه دعاه اللّه يوم القيامةعلى رؤس الخلاءق حتّى يخيّره من اىّ حلل الايمان يشاءيلبسها٠

Artinya :
     Dari Mu'adz bin Anas ra. bahwasannya Rasulullah saw. bersabda : "Barangsiapa yang meninggalkan pakaian mewah karena tawadhu' (merendahkan diri) kepada Allah padahal ia mampu untuk membelinya, maka kelak pada hari kiamat Allah memanggilnya di hadapan para makhluk, untuk disuruh memilih pakaian iman sekehendak untuk dipakainya."
(HR. Turmudzi)
Maksud Berpakaian muslim bagi siswa adalah untuk menggambarkan keimanan seseorang dan bertaqwa kepada Allah Subhanahu wata’ala serta taat mengamalkan Agama  Islam sekaligus melestarikan pakaian adat.Fungsi berpakaian Muslim dan Muslimah adalah untuk menjaga kehormatan dan harga diri, sebagai identitas Muslim dan Muslimah, serta untuk menghindari kemungkinan tcrjadinya ancaman dan gangguan dari pihak lain. Tujuan berpakaian Muslim dan Muslimah adalah :
1.      Diharapkan dapat meningkatkan akhlak atau etika siswi dalam berpakaian dan dapat menambah pengetahuan dalam ilmu akhlak.
2.      Membentuk sikap dan perilaku sebagai seorang Muslim dan Muslimah yang baik dan berakhlak mulia.
3.      Membiasakan diri berpakaian Muslim dan Muslimah dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan bekeluarga maupun dihadapan masyarakat umum;
4.      Menciptakan masyarakat yang mencintai budaya Islam dan budaya daerah.
5.      Peranan  Pendidikan Agama Islam dalam Membina Etika Berpakaian
tangga berfungsi sebagai berikut: pertama, penanaman nilai dalam arti pandangan hidup yang kelak mewarnai perkembangan jasmani dan akalnya, kedua, penanaman sikap yang kelak menjadi basis dalam menghargai guru dan pengetahuan di sekolah. (Tafsir, 1994 : 56).
C.            Ditinjau Dari Segi Pendidikan
Ditinjau dari segi pendidikan agama Islam setiap manusia baik sebagai individu maupun sebagai makluk sosial, seharusnya berpakaian secara sopan dan memakai perhiassan secara sewajar-wajarnya saja jangan terlalu berlebihan sehingga dapat mencerminkan kepribadian dan akhlak yang anggun dan mulia. Konsep berpakaian sopan dan memakai perhiassan tidak berlebihan bisa menampakkan kepribadian seorang muslim sejati itu sudah diatur dalam agama Islam. Hal ini sudah merupakan kewajiban yang harus   dilaksanakan untuk mengangkat harkat dan martabat mereka sendiri  (Wardiman, 2001 : 45).
pendidikan pakaian merupakan unsur yang terpenting dalam kehidupan manusia. Seorang pendidik sangatlah berpengaruh sekali terhadap perkembangan jiwa anak didik sehinggaGuru, dituntut memiliki sikap yang tepat sesuai dengan tuntutan tugas profesionalnya sebagai seorang pendidik yang bertanggung jawab. Karena seringkali anak didik akan mencontoh apa-apa yang dilakukan oleh pendidiknya

KESIMPULAN
Daripembahasan diatas ini, maka dapat diambill beberapa kesimpulan Bahwa pendidikan dalam berpakaian merupakan unsur yang terpenting dalam kehidupan manusia. Apalagi seorang pendidik yang memiliki pengaruh terhadap perkembangan jiwa anak didik sehingga pendidik, dituntut memiliki sikap yang tepat sesuai dengan tuntutan tugas profesionalnya, baik dari pakaian, memakai perhiasan, kesopana dan lain-lain. Karena seringkali anak didik akan mencontoh apa-apa yang dilakukan oleh pendidiknya
Fungsi dari pendidikan berpakaian adalah untuk menjaga kehormatan dan harga diri, sebagai identitas seseorang serta untuk menghindari kemungkinan tcrjadinya ancaman dan gangguan dari pihak lain. Tujuan pendidikan pakaian agar supaya  dapat meningkatkan akhlak atau etika siswa-siswi dalam berpakaian dan dapat menambah pengetahuan dalam ilmu akhlak.
 :